Kita semua tahu sebenarnya TIDAK ADA agama yang merekomendasikan umatnya untuk berbuat kejahatan. Agama berasal dari bahasa sansekerta :a =berarti tidak; gama= bermakna kacau. Jadiagamaberarti tidak-kacau. Dalam artian yang makin luwes agama mengandung makna menjaga bumi supaya jauh dari kekacauan. Akan- tetapi, beberapa aksi terorisme begitu saja digeneralisasi sebagai suatu aksi keagamaan. Semena-mena, lumayan banyak person mengadili sebenarnya tindakan segelintir person dicap mewakili semua umat yang se-agama dengan person yang berbuat kekacauan.
Tragedi di Paris mengidentifikasi faktor tersebut. Lumayan lumayan banyak person memojokkan agama eklusif. Logika yang demikian sepertinya butuh dihilangkan sebab bisa memperkeruh suasana. Ada baiknya, kami semua berpikiran jernih serta bijaksana dalam melihat beberapa persoalan, termakin momen yang mengikutsertakan agama, sebagai suatu panutan hidup yang peka bagi beberapa orang.
1. Tsupaya #MuslimAreNotTerorist yang menjadi trending topic di twitter adalah suatu bentuk kesadaran yang utuh. Tindakan segelintir person tidak akan- sempat sanggup mewakili semua umat orang-orang.
Muslim Enggak Teroris!

Muslim Enggak Teroris! melalui mashable.com
Stigma yang semena-mena tersebut menerima perlawanan dari lumayan banyak person di dunia. Tsupaya #MuslimsAreNotTerorist timbul sebagai suatu optimisme sebenarnya tetap lumayan banyak person yang sanggup berpikir jernih serta menjunjung tinggi perdamaian. Orang-orang yang berkenan dengan tsupaya tersebut adalah segrup person yang insaf sebenarnya agresi di Paris adalah permusuhan antar grup, enggak antar agama di semua dunia.
Umat muslim sempat dikenai cap yang seragam pada petaka WTC di Amerika tahun 2001. Janganlah hingga terulang. Oleh sebab itu, tsupaya macam ini harus mebentuk dalam hidup sehari-hari, sebenarnya mengadili orang-orang hanya sebab kemiripan eklusif adalah sikap yang jauh dari kata beradab.
2. Tindakan teror tidak sempat mempunyai agama. Ini semua tindakan keji orang-orang. Tidaklah bijaksana melimpahkan tanggungjawab hanya pada satu agama#TerorismHasNoReligion.
Humanisme adalah tanggungjawab semua umat orang-orang!
Humanisme adalah tanggungjawab semua umat orang-orang! melalui www.complex.com
Orang-orang adalah makhluk yang paling bertanggungjawab atas tindakan kekerasan dalam bingkai terorisme. Persis sejenis yang dikatakan Barack Obama. Andaikan ingin didalami dengan cara personal, maka akan- terkesan sebenarnya Barack Obama sempat menjadi penduduk Amerika biasa yang menyaksikan WTC luluh lantak dampak agresi pesawat tempur. Akan- tetapi, perkataannya mengidentifikasi sikap jernih serta pandai dalam melihat persoalan kekerasan di dunia. Sifat inilah yang butuh dicontoh sebenarnya kami butuh memisahkan yang mana tindakan orang-orang, serta yang mana tindakan agama. Ingat, agama rutin mengajarkan kebaikan.
3. Mengadili satu agama adalah kepribadian yang sama dengan para teroris. Sadarlah, ini kasus humanisme, enggak keagamaan.
Humanisme adalah inti dari hidup
Humanisme adalah inti dari hidup melalui mashable.com
Akan tetapi, kalian boleh memilih sikap mana yang tepat buatmu. Andaikan terbukti kalian merasa tepat atas segala tindakan terorisme, maka sah-sah saja untuk mengadili umat agama eklusif dalam setiap aksi kekerasan yang terjadi di dunia. Kami makin memilih untuk menjauhi tindakan kekerasan atas nama apapun dengan menjadi orang-orang yang berpikiran terbuka, melihat segala persoalan dari akarnya. Momen di Paris adalah petaka humanisme, sama sekali enggak mengenai keagamaan.
4. Andaikan mata dibalas mata, maka semua bumi akan- buta. Buka mata, hati, serta telinga. Agama adalah jalan terang yang terlalu sensitif. Tidak boleh gampang tersulut oleh tindakan anarkis.
Gotong Royong adalah satu dari sekian bentuk toleransi yang paling sederhana serta gampang dilakoni
Gotong Royong adalah satu dari sekian bentuk toleransi yang paling sederhana serta gampang dilakoni melalui isiopolis.com
Oleh sebab itu, cobalah untuk membuka lebar mata, hati, serta telinga. Agama adalah panutan hidup yang terlalu dominan bagi lumayan banyak orang. Tidak boleh asal-asalan mengadili andaikan kalian berada di kejauhan serta hanya mendengarkan beberapa iris kalimat. Pola pikir yang gampang disulut oleh kekerasan akan- berpotensi untuk menimbulkan kerusakan yang melebar hingga ke semua penjuru dunia. Pikiran terbuka akan- rutin perlahan dalam menentukan sikap. Satu faktor yang butuh diingat adalah agama rutin mengajarkan kerjasama, kebersamaan, serta kepeduliaan. Ingatlah tujuan-tujuan mulia andaikan kalian merasa hampir terpengaruh oleh segala kicauan nun jauh di sana.
5. Tidak butuh berebut surga dengan mengikutsertakan agama dalam perang. Bumi akan- menjadi surga andaikan setiap umat orang-orang bertanggung jawab untuk menjaga perdamaian.
Kita semua terbukti tidak sama, tapi setara
Kita semua terbukti tidak sama, tapi selevel melalui damailahindonesiaku.com
Penghakiman pada agama eklusif kerap didasari oleh sikap-sikap yang ingin membela agama sendiri, berharap menerimakan surga seusai hidup nanti. Kami pikir tidak butuhlah sedemikian kerasnya untuk mencari surga seusai hidup. Ada baiknya kami semua membangkit surga semenjak di dunia. Tatkala perdamaian datang di bumi, maka surga hidup sudah terbentuk di bumi ini. Asalkan setiap umat bertanggung jawab untuk menyingkirkan logika salah kaprah yang kerap menyalahkan satu golongan agama atas satu fenomena kekerasan.
Dunia sedang tidak baik-baik saja. Ada beberapa cita-cita-cita-cita beberapa grup yang bisa mengakibatkan umat orang-orang menjadi terpecah belah begitu saja. Kami semua butuh waspada akan- soal yang demikian. Janganlah gampang diadu domba oleh perkara-perkara yang nun jauh di sana. Ambil misal Perancis yang berikrar untuk bergabung mendukung umat Muslim bumi yang selagi ini diteror dengan prasangka kurang baik serta sehingga korban islamopkegemarana.
Cobalah untuk melihat ke pangkal persoalan serta ingat kualitas-kualitas mutlak yang diajarkan agama. Perdamaian bukanlah faktor mustahil andaikan kami semua bersedia menyempatkan waktu 10 menit setiap hari untuk mengkhayalkan indahnya kebersamaan dalam disparitas.
Tragedi di Paris mengidentifikasi faktor tersebut. Lumayan lumayan banyak person memojokkan agama eklusif. Logika yang demikian sepertinya butuh dihilangkan sebab bisa memperkeruh suasana. Ada baiknya, kami semua berpikiran jernih serta bijaksana dalam melihat beberapa persoalan, termakin momen yang mengikutsertakan agama, sebagai suatu panutan hidup yang peka bagi beberapa orang.
1. Tsupaya #MuslimAreNotTerorist yang menjadi trending topic di twitter adalah suatu bentuk kesadaran yang utuh. Tindakan segelintir person tidak akan- sempat sanggup mewakili semua umat orang-orang.
Muslim Enggak Teroris!
Muslim Enggak Teroris! melalui mashable.com
Stigma yang semena-mena tersebut menerima perlawanan dari lumayan banyak person di dunia. Tsupaya #MuslimsAreNotTerorist timbul sebagai suatu optimisme sebenarnya tetap lumayan banyak person yang sanggup berpikir jernih serta menjunjung tinggi perdamaian. Orang-orang yang berkenan dengan tsupaya tersebut adalah segrup person yang insaf sebenarnya agresi di Paris adalah permusuhan antar grup, enggak antar agama di semua dunia.
Umat muslim sempat dikenai cap yang seragam pada petaka WTC di Amerika tahun 2001. Janganlah hingga terulang. Oleh sebab itu, tsupaya macam ini harus mebentuk dalam hidup sehari-hari, sebenarnya mengadili orang-orang hanya sebab kemiripan eklusif adalah sikap yang jauh dari kata beradab.
2. Tindakan teror tidak sempat mempunyai agama. Ini semua tindakan keji orang-orang. Tidaklah bijaksana melimpahkan tanggungjawab hanya pada satu agama#TerorismHasNoReligion.
Humanisme adalah tanggungjawab semua umat orang-orang!
Humanisme adalah tanggungjawab semua umat orang-orang! melalui www.complex.com
Orang-orang adalah makhluk yang paling bertanggungjawab atas tindakan kekerasan dalam bingkai terorisme. Persis sejenis yang dikatakan Barack Obama. Andaikan ingin didalami dengan cara personal, maka akan- terkesan sebenarnya Barack Obama sempat menjadi penduduk Amerika biasa yang menyaksikan WTC luluh lantak dampak agresi pesawat tempur. Akan- tetapi, perkataannya mengidentifikasi sikap jernih serta pandai dalam melihat persoalan kekerasan di dunia. Sifat inilah yang butuh dicontoh sebenarnya kami butuh memisahkan yang mana tindakan orang-orang, serta yang mana tindakan agama. Ingat, agama rutin mengajarkan kebaikan.
3. Mengadili satu agama adalah kepribadian yang sama dengan para teroris. Sadarlah, ini kasus humanisme, enggak keagamaan.
Humanisme adalah inti dari hidup
Humanisme adalah inti dari hidup melalui mashable.com
Akan tetapi, kalian boleh memilih sikap mana yang tepat buatmu. Andaikan terbukti kalian merasa tepat atas segala tindakan terorisme, maka sah-sah saja untuk mengadili umat agama eklusif dalam setiap aksi kekerasan yang terjadi di dunia. Kami makin memilih untuk menjauhi tindakan kekerasan atas nama apapun dengan menjadi orang-orang yang berpikiran terbuka, melihat segala persoalan dari akarnya. Momen di Paris adalah petaka humanisme, sama sekali enggak mengenai keagamaan.
4. Andaikan mata dibalas mata, maka semua bumi akan- buta. Buka mata, hati, serta telinga. Agama adalah jalan terang yang terlalu sensitif. Tidak boleh gampang tersulut oleh tindakan anarkis.
Gotong Royong adalah satu dari sekian bentuk toleransi yang paling sederhana serta gampang dilakoni
Gotong Royong adalah satu dari sekian bentuk toleransi yang paling sederhana serta gampang dilakoni melalui isiopolis.com
Oleh sebab itu, cobalah untuk membuka lebar mata, hati, serta telinga. Agama adalah panutan hidup yang terlalu dominan bagi lumayan banyak orang. Tidak boleh asal-asalan mengadili andaikan kalian berada di kejauhan serta hanya mendengarkan beberapa iris kalimat. Pola pikir yang gampang disulut oleh kekerasan akan- berpotensi untuk menimbulkan kerusakan yang melebar hingga ke semua penjuru dunia. Pikiran terbuka akan- rutin perlahan dalam menentukan sikap. Satu faktor yang butuh diingat adalah agama rutin mengajarkan kerjasama, kebersamaan, serta kepeduliaan. Ingatlah tujuan-tujuan mulia andaikan kalian merasa hampir terpengaruh oleh segala kicauan nun jauh di sana.
5. Tidak butuh berebut surga dengan mengikutsertakan agama dalam perang. Bumi akan- menjadi surga andaikan setiap umat orang-orang bertanggung jawab untuk menjaga perdamaian.
Kita semua terbukti tidak sama, tapi setara
Kita semua terbukti tidak sama, tapi selevel melalui damailahindonesiaku.com
Penghakiman pada agama eklusif kerap didasari oleh sikap-sikap yang ingin membela agama sendiri, berharap menerimakan surga seusai hidup nanti. Kami pikir tidak butuhlah sedemikian kerasnya untuk mencari surga seusai hidup. Ada baiknya kami semua membangkit surga semenjak di dunia. Tatkala perdamaian datang di bumi, maka surga hidup sudah terbentuk di bumi ini. Asalkan setiap umat bertanggung jawab untuk menyingkirkan logika salah kaprah yang kerap menyalahkan satu golongan agama atas satu fenomena kekerasan.
Dunia sedang tidak baik-baik saja. Ada beberapa cita-cita-cita-cita beberapa grup yang bisa mengakibatkan umat orang-orang menjadi terpecah belah begitu saja. Kami semua butuh waspada akan- soal yang demikian. Janganlah gampang diadu domba oleh perkara-perkara yang nun jauh di sana. Ambil misal Perancis yang berikrar untuk bergabung mendukung umat Muslim bumi yang selagi ini diteror dengan prasangka kurang baik serta sehingga korban islamopkegemarana.
Cobalah untuk melihat ke pangkal persoalan serta ingat kualitas-kualitas mutlak yang diajarkan agama. Perdamaian bukanlah faktor mustahil andaikan kami semua bersedia menyempatkan waktu 10 menit setiap hari untuk mengkhayalkan indahnya kebersamaan dalam disparitas.